Rabu, 30 April 2014

LINGKUNGAN MANAJEMEN



LINGKUNGAN MANAJEMEN
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Lingkungan disini diartikan sebagai segala sesuatu yang ada didalam maupun diluar perusahaan, Sedangkan menejemen adalah proses membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan enggunakan semu sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran[1].
Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Menurut Robert W. Duncan, menganalisa lingkungan internal dan eksternal merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor lingkungan eksternal didalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut Fred David, analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut[2]. Berikut ini akan kita bahas mengenai lingkungan internal dan eksternal menejemen.
A.      Lingkungan Eksternal Manajemen
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro.
1.   Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lengkunagan eksternal mikro diartikan sebagai factor-faktor di luar rumah tangga produksi atau dunia usaha yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan dunia usaha.
Factor-faktor yang termasuk lingkungan ekasternak mikro adalah :
a.       Penyedia/pemasok (supplier) dengan adanya pemasok factor-faktor produksi, muncul kegiatan produksi, di samping itu pemasok juga menunjang kelangsungan hidup dunia usaha
b.      Perantara adalah pihak-pihak yang berperan dalam penyebaran hasil-hasil produksi dari produsen ke tangan konsumen hingga siap dikonsumsi, misalnya distributor, pengecer dan sebagainya
c.       Teknologi berkaitan secara langsung dengan perkembangan proses pengoilahan yang berupoa penemuan baru baik peralatan maupun metode kerjanya. Lembaga yang berkecimpung dalam bidang ini misalnya lembaga RIstek, Litbang dan sebagainya
d.      Pasar dalam arti luas. Meskipun letaknya berada di luar kegiatan produksi, tetapi karena seluruh hasil produksi adalah untuk melayani (dijual ke) pasar, maka semua pihak yang terlibat dan berada di dalam pasar termasuk unsure lingkungan eksternal mikro
2.   Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung. Masing-masing anggota dunia usaha memiliki perbedaan dalam memberikan factor-faktor yang secara kongkret dapat dimasukkan ke dalam lingkungan eksternal makro atau mikro. Hal ini disebabkan oleh sifat majemuk kegiatan dunia usaha. Oleh karena itu pertimbangan pemilihan factor eksternal makro dan mikro dilakukan secara umum.
Secara umum unsure-unsur lingkungan eksternal makro dunia usaha adalah sebagai berikut :
a.       Keadaan alam
b.      Politik dan hankam, keadaan politik dan pertahanan keamanan secara umum menciptakan iklim ketenangan usaha
c.       Hokum peraturan perundangan-undanagan yang berlaku misalnya undang-undang perpajakan, perburuhan dan sebagainya
d.      Perekonomian, tingkat pendapatan, pola-pola pemenuhan kebutuhan masyarakat, tingkat investasi dan sebagainya
e.       Pendidikan dan teknologi tingkat kecerdasan kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi pada umumnya
f.       Social dan kebudayaan : pandangan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti terwujud dalam norma-norma etika dan social, kepercayaan, agama, kesenian, pola hubungan antar individu dan sitem kerja samanya, sertta strata social
g.      Kependudukan jumlah tingkat kelahiramn-kematian, penyebaran penduduk (misalnya urbanisasi dan transmigrasi), umur dan jenis kelamin
h.      Hubungan internasional : mencakup banyak hal seperti proteksi bahan barang dan jasa, nialai tukar mata uang teknologi, kebudayaan, polkam dan sebagainya
B.       Lingkungan Internal Manajemen
Lingkungan internal dunia usaha adalah factor-faktor yang berada di dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi. Factor-faktor tersebut masih berada dalam jangkauan keputusan yang diambil oleh pihak pelaksana dunia usaha, sehingga dapat dikuasai langsung (controllable)
Factor-faktor yang termasuk lingkungan internal  dunia usaha adalah :
1.   Tenaga kerja dalam arti pekerja atau karyawan : meliputi lingkungan kerja fisik dan nonfisik, upah dan gaji jaminan hari tua, pengembangannya dan sebagainya
2.   Peralatan dan mesin-mesin : tata letak, pemeliharaan / perawatan, pembebanan, penerapan teknologi baru dan sebagainya
3.   Modal : para pemilik/penyetor modal, pengelolaan dana
4.   Bahan mentah, penolong, barang setengah jadi dan barang jadi : pergudangan, arus aliran fisiknya dan sebagainya
5.   System informasi dan administrasi untuk kepentingan pengambilan keputusan bagi manajemen, misalnya buku-buku anggaran pembelian bahan, rencana penjualan, laporan penggunaan/ realisasi dana dan sebagainya
Unsur-unsur lingkungan baik eksternal maupun internal secara simulate berpengaruh timbale balik terhadap dunia usaha. Hal ini berarti kehidupan dunia usaha juga mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian, dunia usaha dituntut pula tanggung jawabnya terhadap kehidupan masyarakat luas.
Contoh pengaruh timbal balik antara lingkungan dan dunia usaha :
-   Lingkungan eksternal makro : dunia usaha turut serta meningkatkan perekonomian masyarakat (tingkat pendapatan mereka bertambah) sebab factor-faktor produksi yang mereka serahkan dibayar oleh dunia usaha. Adanya peningkatan taraf kehidupan menyebabkan permintaan akan hasil-hasil produksi dari dunia usaha juga meningkat. Hal ini berarti pula bahwa kegiatan dunia usaha tetap berlangsung bahkan semakin berkembang
-   Lingkungan eksternal mikro : kelangsungan hidup dari penyedia bahan mentah sangat tergantung pada kegiatan dunia usaha, sebab dunia usaha membutuhkan bahan mentah untuk menghasilkan alat pemuas. Dengan kelancaran kegiatan dunia usaha berarti pula dibutuhkan bahan mentah yang lebih banyak.
-   Lingkungan internal : apalagi lingkungan kerja menyenangkan dan kesejahteraan serta pengembangan karyawan / pekerja diperhatikan, maka semangat kerja akan semakin tinggi. Prestasi kerja yang tinggi akan menguntungkan dunia usaha.
C.  Tanggung Jawab Sosial Menejemen
Tanggung jawab Sosial Manajer / Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka pendek  maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi
1.      Macam-macam Tanggung jawab Sosial Manajer
a.    Societal Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota masyarakat harus berhubungan dengan yang lainnya, termasuk mengatur masalah-masalah tentang keadilan, kejujuran, kemiskinan, dan hak-hak individu. Societal Ethics berasal dari Society’s Law, kebiasaan-kebiasaan, dan nilai atau norma yang tidak tertulis.
b.    Occupational Ethics atau Etika Profesi Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana anggota suatu profesi, perdagangan, atau keahlian harus bertindak atau bertingkah laku ketika melaksanakan pekerjaannya. Contohnya medical ethics, mengatur bagaimana dokter dan perawat harus menangani pasiennya. Contoh lainnya adalah etika untuk pengacara, peneliti, dan akuntan. Organisasi profesi yang besar dapat menjatuhkan hukuman untuk pelanggaran kode etik.
c.    Individual Ethics Adalah standar-standar yang mengatur tentang bagaimana orang melihat tanggung jawabnya terhadap orang lain dan bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi dimana kepentingan pribadinya dipertaruhkan. Individual ethic dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya, dan didikan secara umum. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidup sebagai anggota masyarakat juga memberi kontribusi dalam pembentukan standar nilai yang digunakan untuk mengevaluasi dan memutuskan apa yang benar dan salah.
d.   Organizational Ethics Adalah petunjuk praktis untuk perusahaan dan manajernya tentang bagaimana mereka harus bertanggung jawab terhadap stakeholdernya. Etika individu dari pendiri perusahaan dan top manajernya sangat penting dalam pembentukan kode etik organisasi. Top manajer memainkan peranan penting dalam menetapkan etika perusahaan. Kadang-kadang bawahannya melakukan tindakan yang tidak etis karena mereka mendapatkan tekanan dari atasannya, atau mereka melakukan itu karena melihat atasannya juga melakukan hal yang tidak etis dan tidak mendapat sanksi.
2.      Mengapa harus memiliki Tanggung Jawab Sosial
a.    Dengan menunjukkan tanggung jawab social, membantu perusahaan untuk memiliki reputasi yang baik. Dengan reputasi yang baik dapat meningkatkan bisnis dan meningkatkan kemapuan untuk memperoleh sumber daya dari stakeholder, meningkatkan keuntungan dan kemakmuran pemegang saham.
b.    Jika semua perusahaan melakukan tanggung jawab sosial seperti menyediakan pengobatan, dana pension, dan sebagainya, maka kualitas kehidupan akan meningkat, mengurangi kejahatan, kemiskinan, dan tingkat penganguran akan relatif rendah.
3.      Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
a.    Manfaat bagi Perusahaan
·      Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat & pemerintah
b.    Manfaat bagi Masyarakat
·      Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
c.    Manfaat bagi Pemerintah
·      Memiliki partner dlm menjalankan misi sosial & pemerintah dlm hal tanggung jawab sosial.


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar