KenakalanRemaja
Kenakalan remaja biasa disebut
dengan istilah Juvenile delinquency. Juvenile berasal dari bahasa Latin juvenilis,
yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat
sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa
latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian
diperluas artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar
aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, durjana dan lain sebagainya. Juvenile delinquency atau kenakalan remaja adalah
perilaku
jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
Masa remaja merupakan masa dimana
seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan
mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh
dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan social. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam
kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak
terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan
ternyata tidak lagi sesuai sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian
remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18)
kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak
berusia 10 tahun mungkin saja sudah atau sedang mengalami pubertas, namun tidak
berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia
orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat
yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang
perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola
perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi
bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak
perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan
akan keremajaan seseorang.
Kenakalan
remaja pada umumnya merupakan produk dari konstitusi defektif dan emosi - emosi,
yaitu mental dan emosi anak muda yang belum matang dan labil, sebagai akibat adanya
proses pengkondisian oleh lingkungan yang buruk dan kurang bersahabat. Selain itu
juga immoralitas lebih banyak didorong oleh kebutuhan untuk memuaskan nafsu seksual
secara kongret[1],
seperti adanya rasa tidak senang, tidak puas, kecewa dan lain sebagainya. Dalam
mengkaji masalah tersebut kita menggunakan teori perkembangan yang dapat kita lihat
berdasarkan perubahan dimensi:
a.
Dimensi Biologis
b.
Dimensi Kognitif
c.
Dimensi Moral
d.
Dimensi Psikologis
1.
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Pada hakikatnya kenakalan remaja disebabkan oleh beberapa
factor diantaranya :
a.
Kurangnya perhatian dan kasih sayang sertasosilisasiorang tua
b.
Rendahnya keteladanan dari orang-orang dewasa
c.
Keadaan keluarga yang tidak nyamanan
d.
Beredarnya VCD porno baik di dalam negeri maupun di luar
negeri
e.
Semakin banyaknya siaran televisi swasta selalu di
tiru oleh para pemuda
f.
Karena factor lingkungan yang kurang baik.
Selain
factor-faktor diatas, penulis juga menambahkan adanya kenakalan remaja disebabkan
oleh:
a.
Kegagalan disekolah,
tidak berprestasi
b.
Adanya konflik
dengan saudara atau orang lain
c.
Adanya disharmoni
dalam konstitusi kepribadian sehingga memunculkan konflik batin dan ketegangan emosional
d.
Terlalu kebablasan
dalam memanfaatkan perkembangan teknologi
e.
Semakin berkembangnya
fasilitas umum
f.
Factor
ekonomi yang kurang mendukung
Adapun
dampak yang ditimbulkan dari kenakalan remaja menurut penulis antara lain:
a.
Tidak adanya
pengereman nafsu - nafsu hewani
b.
Menipisnya iman
dan moral
c.
Krisisnya intelektualitas
d.
Mundurnya semangat
untuk meraih masa depan
e.
Meresahkaan lingkungan
sekitar
f.
Munculnya kesenjangan
social dan maraknya tindak kriminalitas
g.
Pembangunan
kualitas SDM Negara menjadi terhambat
B. Penyelesaian
Adapun upaya yang dilakukan dalam menangani masalah kenakalan remaja adalah sebagai berikut:
1.
Penanganan di Lingkungan Keluarga
Adanya kemauan dan motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya. Terutama orangtua untuk membenahi kondisi
keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi
remaja. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa
yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Remaja harus pandai
memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan
siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
2.
Penanganan di Lingkungan Sekolah.
a)
Menanggulangi masalah kenakalan remaja termasuk pengguna
narkoba (narkotik dan obat terlarang ) khususnya di sekolah perlu kerjasama
antara guru agama, PKn, bimbingan konseling, olahraga kesehatan, dan biologi
secara terintegrasi
Pendekatan melalui agama
Pendekatan melalui agama
b)
Pendekatan melalui moral dan hukum (PKn)
PKn merupakan bidang studi yang mengajarkan nilai, norma,
dan moral kepada siswa, untuk itu guru PKn memeliki kewajiban untuk ikut
menyelesaikan masalah kenakalan remaja. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara melalui proses pembelajaran dengan menggunakan multi metode dan media
seperti Value Clarification Technik (pembinaan nilai), sosio drama, bermain peran,
liputan, diskusi, pertemuan kelas, dan pemberian tugas. Penggunaan metode ini
hendaknya disesuaikan dengan pokok bahasan, situasi dan kondisi.
c)
Pendekatan melalui olahraga kesehatan
Olahraga adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah
kenakalan remaja terutama pengguna narkoba.
d)
Pendekatan melalui bimbingan Konseling
Bimbingan konseling sangat berperan dalam menangani masalah
siswa (remaja). Melaui BP diharapkan siswa mau menyampaikan masalah yang
dihadapinya, karena BP memiliki keahlian khusus dalam bidang psikologi.
Pendekatan yang digunakan haruslah humanis melalui sentuhan jiwa (rohani).
Dengan demikian, diharapkan BP dapat dijadikan tempat berdialog para siswa
dalam mengahadapi suatu persoalan. Dengan pendekatan ini maka siswa merasa
dilindungi (diperhatikan).
e)
Pendekatan melalui biologi
Dalam
proses belajar mengajar guru biologi perlu menyisisipkan bahasantentang bahaya
narkoba, free sex terhadap tubuh manusia. Dengan penjelasan yang disampaikan
guru diharapkan siswa betul-betul mengetahui akibatnya jika mereka mengonsumsi
narkoba dan melakukan sex bebas.
3.
Penanganan di Lingkungan Masyarakat
Kepedulian masyarakat terhadap masalah remaja perlu
ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengawasi kegiatan remaja
dalam masyarakat. Kepedulian ini juga dapat diwujudkan dengan cara melaporkan
kepada yang berwajib (polisi) jika mengetahui adanya perdagangan obat
terlarang, melakukan perkelahian, minum-minuman keras ataupun melakukan
tindakan kekerasan yang lainya. Kepedulian masyarakat ini akan membantu dalam
mengatasi permasahan kenakalan remaja.
4.
Penanganan oleh Pemerintah
a)
Melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba pada remaja
sampai ketingkat pedesaan.
b)
Meningkatkan dan membuka pelatihan-pelatihan untuk generasi
muda.
c)
Lebih mengaktifkan kembali kegiatan organisasi kepemudaan
seperti karang taruna, KNPI, dan organisasi-organisasi kepemudaan yang lain.
d)
Memberikan hukuman yang berat kepada pengguna narkoba dan
tindak kriminal.