Di Sususn Oleh:
Kholifatus saadah
Mahasiswa KPI (UNISNU) Jepara
MOTIVASI KARYAWAN
Ada empat tipe perilaku karyawan di kantor.
Masing-masing tipe ternyata menentukan prestasi, mengapa? Karena perilaku
sangat berkaitan dengan produktivitas dan hasil kerja, termasuk dengan hubungan
dengan sekitar kita. Perilaku ini juga berpengaruh terhadap penilaian atasan
kepada kita
.
1.
Job Lover: “Tugas
baru, tantangan baru. Pekerjaan yang menarik!”
Cirinya:
mengerti seluk beluk sejarah perkembangan perusahaan dengan baik, tidak sungkan
melewatkan makan siang atau waktu rehat dengan asik bekerja, punya banyak teman
seprofesi di perusahaan lain, serta rela memanfaatkan waktu luang untuk belajar
dan menambah keahlian di bidangnya. Karyawan dengan tipe seperti ini sangat
mencintai pekerjaannya, selalu menempatkan pekerjaan sebagai tantangan yang
mengasyikan walaupun itu menyita banyak waktu.
Hebatnya,
karyawan seperti ini jarang sekali mengeluh tentang pekerjaannya. Mereka
cenderung perfeksionis karena belum merasa puas kalau pekerjaan mereka belum
sempurna, dan akan terus berusaha hingga mereka anggap itu sempurna. Mereka
juga tidak sungkan untuk menawarkan diri membantu karyawan yang lain. Namun
hati-hati ya, work hard tanpa play hard tidak
baik. Jika tingkat stres semakin meninggi, bisa jadi tubuh ikut merugi.
2.
Job Doer: “Baik, akan
saya kerjakan tugasnya”
Cirinya: Bertanggung
jawab atas pekerjaan yang diberikan, suka atau tidak. Mengerjakan pekerjaan
sampai tuntas dan selesai karena merasa itulah tugasnya sebagai karyawan.
Namun, jika pekerjaan mereka telah selesai, mereka lebih memilih untuk
bersenang-senang dibandingkan berurusan dengan pekerjaan, sampai diberi tugas
selanjutnya. Karyawan dengan tipe seperti ini juga jarang terlihat mengeluh
karena menurut mereka itu bukan porsinya. Bagi mereka, intinya jika tugas sudah
diberikan, dikerjakan dengan baik, dan harus selesai dengan baik pula.
Baiknya karena
mereka bisa menyeimbangkan antara waktu bekerja dengan waktu untuk
bersenang-senang. Namun sayangnya karyawan dengan tipe seperti ini kurang
mempunyai inisiatif untuk bertanya apakah mereka bisa mengerjakan sesuatu yang
lain, karena mereka menganggap semua karyawan sudah diberikan pekerjaan sesuai
dengan porsi atau bagiannya masing-masing. Tapi bukan berarti ketika dimintai
bantuan mereka tidak mau menolong, justru mereka selalu siap dan bisa
diandalkan.
3.
Job Hater: “Duh,
kenapa tugas saya banyak sekali sih?”
Cirinya: Diberi
tugas A, mengeluh. Diberi tugas B, mengeluh. Sepertinya diberi tugas apapun
akan dikerjakan dengan diwarnai keluhan ini dan itu. Rajin dalam urusan
komplain dan mengkritik perusahaan atau tugasnya. Walapun mungkin mereka tidak
menunjukkan secara langsung di depan atasan. Karena terkadang yang menjadi
sasarannya adalah rekan kerja di samping kanan dan kirinya, serta si keyboard
komputer. Hal ini bisa disebabkan karena pada dasarnya mereka kurang menyukai
bidang pekerjaan mereka. Walapun pada akhirnya mereka menyelesaikan tugas yang
diberikan hingga selesai.
Sikap
profesional sangatlah penting. Sebagai karyawan, sudah menjadi kewajiban untuk
mengerjaan tugas yang diberikan dengan baik dan semaksimal mungkin. Mencintai
pekerjaan sangat perlu, namun bila tidak kunjung cinta terhadap pekerjaan,
mengapa tidak mencari yang lebih baik dan sesuai minat dan bakat? Pekerjaan
akan terasa lebih ringan bila dikerjakan dengan hati senang. Daripada
menularkan energi negatif, lebih baik pancarkan energi positif.
4.
Job What? “Saya tidak
tahu harus bagaimana caranya menyelesaikan tugas ini!”
Cirinya? Ketika
diberikan pekerjaan, yang terlintas di pikiran adalah “Apa yang harus saya
lakukan?”. Jangankan untuk mengeluh, menentukan dari mana harus memulai
pekerjaan saja bingung. Jangankan untuk mengerjakan hingga tuntas, pekerjaan
yang diberikan mungkin tidak pernah mereka kenal sebelumnya.
Kok bisa ya?
Perasaan terjebak atau tidak sengaja terjerumus dalam sebuah bidang pekerjaan
bisa disebabkan karena mereka terpaksa menerima pekerjaan karena ketika itu
hanya bidang pekerjaan ini yang memberikan kesempatan. Tidak ada salahnya untuk
mengambil kesempatan, asalkan giat untuk mencari tahu dan belajar dari nol.
Mereka dapat belajar dari kesalahan dan pengalaman orang lain, walau
membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Orang sukses dan hebat justru harus
memulai dari nol, bukan dengan cara yang instan, kan?
B.
Teori-teori
motivasi
Ada beberapa teori terkait dengan motivasi diantaranya:
1.
Teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow
Dalam teori ini Malsow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia
dapat dipakai untuk melukisksn dan meramalkan motivasinya. Hal ini didasarkan
pada dua asumsi. Pertama, kebutuhan sesorang tergantung dari apa yang
dipunyainya. Kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilaiht dari pentingnya.
Menurut maslow ada 5 kategori kebutuhan manusia yaitu, psikologis, keamanan,
afiliasi (sosial), penghargaan dan perwujudan diri.
2.
Teori motivasi Hawthorne
Dalam teori ini dikatakan
mengenai suatu hal yang sangat berarti dan penting yaitu bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya factor human relation. Dalam
hal ini soerang wirausaha atau pimpinan harus memberikan perhatian khusus
secara pribadi dan juga kelompoknya kepada karyawan agar mereka bersemangat
dalam rangka meningkatkan produktivitasnya, seperti memberikan pujian spontan
atau tepuk bahunya sebagai isyarat kebanggaan dan lai-lain. Oleh sebab itu
seorang wirausaha dituntut untuk pandai dalam mendekati dan memperhatikan pekerjaan
karyawan.
3.
Teori prestasi (Achievement) dari Mc Clelland
Dalam teori ini dikatakan bahwa motivasi seseorang ditentukan oleh
tiga kebutuhan:
a.
Kebutuhan akan kekuasaaan (need of power)
b.
Kebutuhan akan afiliasi (need of affiliation)
c.
Kebutuhan akan keberhasilan (need of achievement)
Teori ini
berusaha menjelaskan tingkah laku yang berorientasi pada prestasi, yang
didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standart
of excellent menurut teori ini ,
seseorang yang mempunyai kebutuhan keberhasilan yang tinggi, mereka selalu
mempunyai pola piker tertentu. Ketika ia merencanakan sesuatu, maka akan
dipertimbangkan terlebih dahulu, baik kendala ataupun konsekuensi yang akan
diterima natinya. Selain itu mereka juga bersedia untuk memikul tanggung jawab
dan mengambil resiko demi tercapainya kepuasan yang diharapkan.
4.
Teori Hyegiene dari Frederick Herzberg
Dalam teori ini disebutkan da dua kategori yang berlainan yang
mempengaruhi prilaku. Pertama, jika orang merasa tidak puas dengan pekarjaanya, maka mereka akan
memperhatikan linkungan sekitar tempat pekerjaanya (hygiene / factor lingkungan
yang mempengaruhi ketidakpuasan pekerjaan). Factor ini meliputi: administrasi
dan kebijaksanaan, supervise, kondisi kerja, hubungan interpersonal dan status.
Kedua, bila meraka senang dengan pekerjaanya, maka ia akan memperhatikan
pekerjaanya (motivator yang memotivasi orang untuk bekerja). Factor ini
meliputi: prestasi, penghargaan atas pekerjaan, tantangan pekerjaan, bertambah
tanggung jawab dan ada kemungkinan meningkat lebih maju[1].
5. Teori
Pengharapan
Menganjurkan bahwa usaha seseorang karyawan dipengaruhi oleh hasil
yang diharapkan atas usaha tersebut.
6. Teori
Ekuitas/Keadilan
Menganjurkan bahwa kompensasi haruslah adil, atau sesuai dengan
proporsi kontribusi setiap karyawan.
C. Strategi
Meningkatkan Kepuasan Kerja
a. Program
kompensasi yang layak :
·
Kompensasi yang sesuai dengan kinerja: Sistem
ini akan
mengalokasikan kenaikan kompensasi sesuai dengan kinerja.
Contoh
: perusahaan memutuskan kenaikan gaji karyawan sebesar 5%, tetapi kinerja
karyawan yang buruk akan menerima 0%, sementara kinerja karyawan yang tinggi
menerima 10%.
b. Keamanan
pekerjaan
·
Karyawan yang yakin akan kelangsungan kerjanya lebih
termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
·
Perusahaan dapat memberikan pelatihan pada karyawan untuk
menangani berbagai tugas, sehingga
mereka dapat diberikan tugas lain, jika tugas yang rutin tidak lagi dibutuhkan.
c. Jadwal
kerja yang fleksibel
·
Program Flextime: Merupakan
program yang mengizinkan pengaturan jadwal kerja yang lebih fleksibel.
Contoh : - Pemanfaatan kerja mingguan: Program
ini memanfaatkan beban kerja menjadi lebih sedikit
hari kerja per minggu.
-
Berbagi pekerjaan: Dengan berbagi
pekerjaan maka dua atau lebih
karyawan akan berbagi jadwal kerja tertentu.
d. Program
keterlibatan karyawan
·
Perluasan pekerjaan: Program
untuk mengembangkan (memperluas) pekerjaan yang diberikan kepada karyawannya.
·
Rotasi pekerjaan: Program yang
memperbolehkan satu unit karyawan untuk secara periodik
berganti-ganti pekerjaannya.
Contoh
: Kelompok 1 karyawan operasional yang terlibat dalam 5 jenis tugas yang berbeda, maka setiap karyawan
dalam kelompok dapat berfokus pada
satu tugas perminggu dan selanjutnya berganti ke pekerjaan yang lain.
·
Pemberian wewenang; Memberikan
wewenang kepada karyawan untuk ikut
mengambil keputusan
·
Manajemen partisipasi: Karyawan
diperbolehkan untuk memberikan saran, tetapi pemimpin yang tetap memutuskan.
·
Kelompok kerja: Kelompok karyawan yang terdiri dari berbagai posisi
pekerjaan, memiliki tanggung
jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
·
Manajemen terbuka: Bentuk
lain dari keterlibatan karyawan yang memberikan karyawan kesempatan
berkontribusi kepada perusahaan dan mengajarkan mereka untuk menilai kinerja mereka
sendiri secara periodik.