BAB I
Pembahasan
A.
Filsafat
Secara harfiah filsafat berasal dari
bahasa yunani philosophia merupakan
kata majemuk yang terdiri atas philo
yang berarti cinta, ingin dan kata sophia
yang berarti kebijakan atau pandai. Jadi filsafat jika diartikan secara harfiah,
berarti ingin menjadi pandai.Meskipun dari arti kata saja kita sudah mengetahui
apa arti filsafat, namun menurut hatta, pengertian filsafat itu lebih baik
tidak dibicarakan, nanti setelah orang mempelajari filsafat maka dengan
sendirinya orang tersebut mengerti apa itu filsafat[1]. Sedangkan
menurut aristoteles, filsafat yaitu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang tergabung di dalamyametafisika, logika , retorika, ekonomi, politik dan estetika. Bagi al-Farabi filsafat yaitu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya dan menurut Poedjawijayna, filsafat yaitu sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan fikiran belaka[2]. Dan banyak lagi pendapat para ahli tentang filsafat
kebenaran yang tergabung di dalamyametafisika, logika , retorika, ekonomi, politik dan estetika. Bagi al-Farabi filsafat yaitu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya dan menurut Poedjawijayna, filsafat yaitu sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan fikiran belaka[2]. Dan banyak lagi pendapat para ahli tentang filsafat
Dari pengertian yang berbeda-beda di
atas maka benar yang dikatakan Hatta bahwa arti filsafat itu menyesuaikan si
pelaku filsafat, hal ini dikarenakan filsafat dipakai untuk menunjuk obyek yang
bermacam- macam. Karenanya orang akan mengerti apa itu filsafat setelah ia
bergelut sendiri dengan yang namanya filsafat.
B.
Postmodern
Sebelum membahas postmodern maka
terlebih dulu sedikit kita pahami dulu apa itu modern. Dalam kamus bahasa
indonesia modern berarti kekinian. Istilah ini di pakai untuk menggambarkan
masa di mana manusia mencapai puncak kejayaan yang di awali dari adanya
revolusi industri di Prancis. Masa itu dengan di temukanya teknologi mesin
menjadikan negara-negara maju banjir barang konsumsi hingga tak mampu mendistribusikanya.
Hingga timbullah yang namanya penjajahan pada negara-negara berkembang dengan
tujuan untuk mendistribusikan barang dagangan.
Tak hanya itu, era modern yang di
identikkan dengan kebebasan akal telah menimbulkan kegersangan dimana manusia tak
mempunyai kebebasan, karena semua di atur dan didasarkan pada kebenaran akal.
Kondisi semacam ini menempatkan manusia hanya sebagai robot yang harus
mengikuti aturan yang sebenarnya mereka buat sendiri. Sehingga muncullah
istilah postmodern sebagai pemberontakan atas zaman modern. Lalu apa
sebenaranya posmtodern itu?
Dalam kamus bahasa inggris postadalah awalan
yang mempunyai arti sama dengan after
atau later, jadi postmodern adalah
koreksi terhadap zaman modern. Istilah ini pertama kali di pakai dalam bidang
sastra oleh Frederico de Oniz pada tahun 1934. Menurutnya postmodern hanyalah
masa peralihan dari modern menuju modern yang lebih maju.
Pada bidang politik Arnold Toynbee pada
tahun 1947 juga menggunakan istilah ini dan senada dengan oniz, arnol juga
memakai kata ini sebagai ciri peralihan dari politik nasional menuju politik
yang lebih global.[3]
Dalam berbagai sumber dijelaskan bahwa postmodern merupakan kritik atas
masyarakat modern, hal ini didasarkan pada pengalaman peradaban barat seperti
industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi dan lain sebagainya yang
ternyata tak mampu memenuhi janji-janjinya. Para pemikir post modern cenderung
menggembar gemborkan hal-hal besar pramodern seperti emosi, perasaan intuisi,
pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika dan pengalaman mistik. Pada
intinya posmodern tidak memfokuskan pada core (inti) masyarakat modern, tetapi
lebih mengkhususkan perhatianya pada periphery ( tepi).
Jadi di era postmodern keinginan
menggantikan pikiran, emosi menggantikan penalaran dan moralitas digantikan
relativitas, artinya. Kenyataan itu relatif dan merupakan dampak dari konstruk
sosial dan kebenaran juga relatif yang merupakan cerminan dari kekuasaan dan
kekuatan.
C.
Filsafat
postmodern
Konsep postmodern dalam dunia filsafat
pertama kali dikenalkan oleh Jean Francois Loytard pada tahun 1970an di
prancis. Kata postmodern muncul sebagai bagian dari modern, namun dalam dunia
filsafat kata post dalam postmodern tidak bisa diartikan sebagai waktu atau
periode, namun lebih sebagai konsep yang
hendak melampaui segala sesuatu yang modern.
Konsep posmodern ini merupakan kritik
atas konsep-konsep modern yang dianggap gagal melanjutkan pencerahanya. Fondasi
pemikiran posmodern adalah penolakanya terhadap narasi-narsi besar modern
yang dengan ketunggalan terhadap
pengagungan akal dan mulai memberi ruang bagi narasi – narasi kecil untuk
menampakkan diri.
C.S. Lewis berkata ketika ia memperjelas
pandangan nietzche sche “ kebaikanku
adalah kebaikanku, dan kabaikanmua adalah kebaikanmu” jadi intinya tak ada yang
absolut dalam postmodern.
D.
Tokoh
filsafat postmodern
Secara garis besar tokoh pemikir
postmodern ini terbagi menjadi dua model berfikir, yaitu rekonstruktif dan
dekonstruktif, teori berfikir rekonstruktif dipengaruhi oleh madzhab frangfurt
seperti Max Horkheimer, Theodor W Adorno dan Jurgen Habermas. Sedangkan cara
berfikir dekonstruktif banyak dipakai oleh filsuf kebangsaan prancis seperti
Friedrich Wilhem Nietzche Sche, Jean Francois Loytard, Jacques Derrida Pauline
Rosenau, Jean Baudrillard, Mitchel Fauclaut dan Richard Rorty.
1. Wilhem
Nietzche Sche
Lahir di Rusia pada 15 Oktober 1884,
karir hebat yang pernah diraih adalah sebagai profesor di Universitas Basel.
Pemikiranya yaitu menurutnya, manusia harus menggunakan skeptisme radikal
terhadap kemampuan akal, tidak ada yang dapat di percaya dari akal. Terlalu
naif jika akal di percaya mampu memperoleh kebenaran. Kebenaran itu sendiri
tidak ada. Jika dengan akal orang beranggapan memperoleh pengetahuan dan
kebenaran, maka akal sekaligus merupakan sumber kekeliruan.
Nietzsche juga mengkritik pandangan
August Comte yang berpendapat bahwa subyek mampu menagkap fakta kebenaran,
sejauh hal itu factual, dapat diindra dan positif. Sedangkan menurut Nietzsche,
manusia tidak dapat enagkap fakta, apa yang dilakukan manusia untuk mengkap obyek itu hanylah sekedar
interpretasi. Dia tidak percaya kita bias mengetahui kebenaran. Fakta kebenaran
itu tida ada yang ada hanyalah iterpretasi dan perspektif. Maka dengan
sendirinya tidak ada kebenaran universal yang tunggal, penafsiran itu tidak
engasilkan makna final, yang ada hanyalah pluralitas.
2. Jacques
Derrida
Seorang filsuf prancis keturunan yahudi
yang lahir di aljazair pada 15 Juli 1930 dan wafat di paris pada 9 Oktober
2004.Ia juga di anggap sebagai pendiri ilmu dekonstruktivisme, yakni ajaran
yang mengatakanbahwa semuanya di konsruksi oleh manusia. Derida dianggap
sebagai filsuf terpenting abad 20 dan 21. Istilah dekontruksi pertama kali
muncul dalam tulisan- tulisan Derrida pada saat ia membacakan narasi-narasi
metafisika barat.
Ia mengatakan bahwa kita cenderung
melepaskan teks dari konteknya satu term tertentu kita lepaskan dari kontek dan
hadir sebagai makna final. Inilah yang ia sebut sebagai logosentrisme dan
filsafat barat seluruhnya bersifat logosentris sehingga dekonstruksi Derrida
ini mengkritik seluruh proyek pemikiran filsafat barat.